Get all 37 Sadist Records releases available on Bandcamp and save 50%.
Includes unlimited streaming via the free Bandcamp app, plus high-quality downloads of Sorem - Esoteria, Kekal - Beyond the Glimpse of Dreams, Skrott - Mørk Sjel Føleser, Diabolical Carnivora - Slaughter Gorging, Kekal - Deeper Undergound, The Father of Serpents - Years Lost in Darkness, Thousand Year War - The Goddamned Lord, Suffercation - Day Of Darkness, and 29 more.
1. |
Lebur Berderai Sunyi
05:06
|
|||
LEBUR BERDERAI SUNYI
Menatap senja mulai memudar
Larut bersama surya tenggelam
Sedang ku masih saja bersandar
Pada dinding hati terdalam
Dan malam semakin merebak
Diiringi samar rembulan
Terasa hampa tanpa jejak
Hening di dalam kesendirian...
Aku seperti debu bertebaran
Tanpa arah tergilas di jalanan
Hanya desir tiupan angin kebencian
Yang terus menerjang dan menebar kematian
Aku seperti sampan tak bertuan
Dan dihempaskan badai di lautan
Hanya debur gelombang ombak kehancuran
Yang terus menghantam dan menghanyutkan harapan
Ku terjatuh dan tenggelam
Jauh di kegelapan
Tanpa sinar dan cahaya
Yang dapat ku jadikan penerang..
Biar jalan takdir tak berubah
Memeluk ku dalam kehampaan
Semuanya yang terjadi
Bukan sekedar mimpi
Pedih yang menghampiri
Datang silih berganti
Semuanya ku lalui
Dengan berserah diri
Terus kan ku hadapi
Walau menyiksa hati
Pada hening malam yang panjang ku berharap
Sang rembulan tetap kan bersinar dalam gelap
Tak peduli hanya sepi menjadi teman sejati
Yang mengerti memahami arti jiwa ku ini
Hingga nafas ku terhenti
Tak kan beranjak pergi
Selamanya ku disini
Lebur berderai sunyi
Sendiri..
|
||||
2. |
Mantra Belati
05:25
|
|||
MANTRA BELATI
Sunyi bergulir merayap
Dan menyelinap
Tanpa suara menyergap
Di malam gelap
Resah terasa menghampiri
Raga yang bersembunyi
Di dalam ruang hati
Tertutup dan terkunci
Terus saja mengoyak
Semua celah yang ada
Berusaha mencengkram
Dengan segala cara
Seperti ku sedang bermimpi
Tersayat seribu belati
Di balik tirai ku menanti
Seranganmu datang kembali
Menghampiriku di sini
Dengan api kebencian
Kaulah pemilik sejati
Jiwa yang kesakitan
Semua sumpah serapah
Tertumpah ruah padaku
Lembaran mantra amarah
Kau ucapkan untuk ku..
Setajam apa pun lidahmu
Bagai pisau bermata dua
Tak kan sanggup kau menyentuhku
Apalagi tumpahkan darah
Sudahi saja semua ini
Hanya buang waktu percuma
Garis takdir telah terbukti
Siapa derajat termulia
Tak bergeming ku di hadapmu
Meski kau hujani belati
Perisai badai pelindungku
Menjagaku tetap berdiri
Ooh.. Sang malam yang kelam
Bentangkan sayapmu
Dekaplah jiwaku
Yang rapuh terluka
Kau tak sendiri
Bersamaku disini
Ku kan selalu menjagamu
Di sampingku abadi
Mantra Belati kau tebar
Dengan amarah
Hingga ragaku terkapar
Berkalang tanah
Tapi aku masih bernafas
Walau mata terpejam
Semua teringat jelas
Dan ku jadikan dendam
Semesta bersamaku
Menjagaku setia
Melindungi langkahku
Dari segala arah
|
||||
3. |
Saat Kabut Merajut Maut
07:29
|
|||
SAAT KABUT MERAJUT MAUT
Masih terlihat kesedihan
Dari raut wajah yang lelah
Mencoba tegar dan berjalan
Dengan semangat yang tersisa
Seiring waktu terus berputar
Bersama hening kesunyian
Hanya rembulan yang bersinar
Menuntunku di kegelapan
Semakin terasa berat kaki melangkah
Di dalam lumpur kepalsuan
Yang menggenang mengotori sepanjang jalan
Hasratku menggapai harapan
Dan semuanya terungkap perlahan
Bangkai kebusukan yang tersimpan
Sedalam apa pun rapi terpendam
Semesta akan mengangkatnya ke permukaan
Bagai kabut merayap di keheningan malam
Menyerang dalam gelap di saat ku terlelap
Mereka menebar benih dendam dan kebencian
Berharap kematian menjemputku segera
Sendiri ku bertahan dengan
Perisai dan pedang di tangan
Berdiri menghadang serangan
Yang terus datang bergantian
Tak gentar terus menerjang
Hancurkan keangkuhan
Yang selalu mengusik kedamaian
Tak peduli siapa
Penghalang jalan kita
Semuanya harus kita singkirkan
Kemenangan pasti ku genggam
Meski pun harus berkorban
Kejayaan dan kemulyaan
Hanya untukku selamanya
Kau sang pendusta
Yang bangga dengan kemunafikan
Kau sang pendosa
Hanyalah debu-debu bertebaran
Di saat fajar telah merekah
Mengiringi cerah sang surya
Selimut kabut telah terkoyak
Terbakar panasnya amarah
Tetap menjadi yang terdepan
Sendiri ku tak terkalahkan
Bagai benteng tinggi menjulang
Tegar berdiri dan melawan
|
||||
4. |
||||
ANTARA BAYANGAN DAN CAHAYA
Kembali berdiri antara
Persimpangan jalan tak berbatas
Pada gelap hati terdalam
Ku rebahkan jiwaku yang lara
Hanya sunyi senyap terasa
Dalam dekap hangat sayap malam
Ku peluk erat kepedihan
Dan ku redam dendam selamanya
Seperti pasir dalam gerusan
Hantaman ombak lautan
Terkoyak tapi tetap bertahan
Menjaga tepian hati dalam kesendirian
Tiada bekas jejak terihat
Di atas tanah yang ku pijak
Hanya bayangan yang melekat
Mengiring langkah ku menuju cahaya..
Gelap hati berbisik di dalam sunyi
Lirih suara kepedihan
Mata hati menuntunku menapaki
Jalan terjal kehidupan
Menghampar luas kemegahan
Bertabur indah kemilaunya
Nantikan ku bersanding dalam
Gemerlap puncak kemulyaan
Masih pekat warna langit di sana
Berarak awan hitam menggelapkan angkasa
Sejenak ku menatap senja
Perlahan merahnya memudar
Beranjak pergi dan menghilang
Di dalam pembaringan malam
Sanggupkah aku dan musim mengubah
Jalan takdir yang di gariskan semula
Dan kini mengering sudah air mata
Menutup lembaran kisah
Antara bayangan dan cahaya
Hingga tiba pada waktunya
Ku akhiri semua perjalanan
Kembali pulang menghadapnya
Dengan seribu luka pengorbanan
Ku junjung tinggi kesetiaan
Meski pun harus terpisah ruang
Selamanya akan terus ku jaga
Cahaya dan indah kemilaunya
Tetap bersinar..
|
||||
5. |
Sepanjang Masa
09:59
|
|||
SEPANJANG MASA
Sang rembulan temaram
Muram di heningnya malam
Tak terlihat indahnya
Hanya bias cahaya
Yang samar tersaput awan
Dan kita bagai bintang
Berpendaran di angkasa
Menghias kegelapan
Tetap terus bersinar
Walau pun sekerlip saja
Langit dan bumi ini adalah aku
Lebur menjadi satu
Deras gelombang amarah dalam jiwaku
Mengalir di nadiku
Karang di tengah lautan adalah aku
Sendiri dan membisu
Tak kan mampu badai menghancurkanku
Dan menenggelamkanku
Saatnya berdiri
Bersama menyerang
Singkirkan penghalang
Yang datang menghadang
Teruslah bergerak
Hancurkan rintangan
Jadilah pemenang
Raih kejayaan
Genggam erat janji dalam hati
Lekat terpatri sampai ku mati
Setia berpijak pada sumpahku
Walau langit runtuh menimpaku
Di telaga seribu air mata
Ku rendam luka yang kau berikan
Larut dalam perih kepedihan
Kelak kutebar benih kematian
Hingga mentari kian memudar
Lelah bergulir di pelupuk senja
Meski ragaku tak lagi utuh
Jiwaku masih seperti dulu
Hanya semangat yang menyala
Panas membara di dalam dada
Selamanya tak kan pernah padam
Tetap berkobar sepanjang masa
Semua yang telah terjadi
Di dalam hidup ini
Adalah perjuangan
Menggapai kemulyaan
Hari terus berganti
Memaksaku berlari
Tiada tempat berhenti
Tuk sejenak bermimpi
Perjalanan yang panjang
Dan tak berkesudahan
Entah kemana arah
Jalan takdir membawa ku pergi
Layu daun berguguran
Terbaring di atas tanah
Mengering tertiup angin
Berhamburan di jalanan
Banyak korban berjatuhan
Bagai ranting berserakan
Mereka mati tersisih
Tersiksa mimpi sendiri
Merasa kasta tertinggi
Menantang sang matahari
Ku tertawa melihatnya
Dari balik kesunyian..
Sampailah pada titik akhir
Perjalanan yang panjang
Perjuangan akan terkenang
Sepanjang masa selamanya
|
||||
6. |
Kesunyian Yang Kekal
04:59
|
|||
KESUNYIAN YANG KEKAL
Di dalam kegelapan panjang
Ada keheningan yang abadi
Tiada suara tiada kehidupan
Sunyi keabadian hidup selamanya
Terkubur sudah semua bayangan masa lalu
Lebur di dalam naungan kalbuku
Kesunyian hidupku
Kesunyian jiwaku
Kesunyian ragaku
Kesunyian yang kekal
Hampa menyelimuti waktu
Perjalanan hidupku ini
Kesedihan yang teramat panjang
Mendekapku dalam kelam
Semuanya telah terjadi bagai mimpi
Menetes air mata dalam pedihnya hati
Kesunyian hidupku
Kesunyian jiwaku
Kesunyian ragaku
Kesunyian yang kekal
Jiwaku semakin hampa
Tubuhku semakin tua
Hidupku penuh luka
Dan angan semua sirna
Kesedihan dalam kehidupanku
Kupasrahkan sang pencipta
Semua telah sirna
Semua telah pergi
Apa arti hidup ini
Hanyalah kehampaan
Kesedihan yang panjang
Meratapi kehidupanku
Kehidupan tenggelam dalam mimpi
Dan bumi semakin terlelap
Kehidupan menyiksa jiwaku
Tanpa ada akhir batasnya
Kuterjang cobaan hidup ini
Dalam duka yang sangat panjang
Mengalir penderitaan
Terungkap kehancuran
Kehidupanku yang semu
Terjal dan berliku jalanku
|
||||
7. |
Serigala Terluka
05:04
|
|||
SERIGALA TERLUKA
Terpejam mata hati yang lelah
Terkulai raga di ruang hampa
Membeku dalam kesendirian
Membisu tanpa kata terucap
Terdampar di antara bayangan
Kenangan yang tak terlupakan
Terpuruk menahan kepedihan
Sayatan luka yang terdalam
Rembulan enggan untuk bersinar
Mengintai dari balik cemara
Semilir angin berhembus pelan
Membelai lembut jiwa yang gersang
Seakan alam raya mendengar
Jerit tangis dalam kepedihan
Seperti serigala kesakitan
Di atas bukit bebatuan
Terasa bathinku tersiksa
Dengan luka tak berkesudahan
Cahaya telah pudar menghilang
Sirna sudah impian dan harapan
Hanya tinggal goresan membekas
Pada dinding hati tak terhapuskan
Rongga di dada panas membakar
Bara amarah kian menjalar
Ku kan tetap bertahan
Meski sakit terus mendera
Ku kan tetap berjalan
Walau luka semakin menganga
Mataku menatap nanar ke depan
Sekilas terlintas cahaya temaram
Langkahku terarah satu tujuan
Terkadang terhalang kerikil tajam
Akulah serigala dari selatan
Mengurungi sunyi di gelapnya malam
Nafas yang tersisa masih tersimpan
Hingga ku kembali berdiri menantang
Gelegar suara petir menyambar
Seraya para dewa tertawa
Melihat jiwa yang tercampakkan
Beranjak dari pembaringannya
Menyerang setiap lawan menghadang
Menebar jala kematian
Tiada lagi dendam tersisa
Semuanya telah terbalaskan
Akulah serigala terluka
Dengan darah serta air mata
|
||||
8. |
Mahkota Dendam
06:54
|
|||
MAHKOTA DENDAM
Bara api dendam ku genggam
Lebur dalam bayang hitam
Dan tak kan pernah padam
Teringat semua masa silam
Terhempas gelombang hitam
Hingga jiwaku tenggelam
Hampa nista sendiri di kegelapan
Hilang sirna semua tentang keindahan
Lalui putaran sang waktu
Dengan luka-luka baru
Iringi laju langkahku
Berjalan pergi dan menjauh
Dengan rantai membelenggu
Angan serta impianku
Usai sudah derita di kehidupan
Kini tiba saatnya tuk pembalasan
Ku kejar dan ku cari raga tersembunyi
Di balik tameng mimpi
Kemilau duniawi terus menghalangi
Pandangan mata hati
Samudera kelam ini tetap ku arungi
Sampai saatnya nanti
Semua telah digariskan dalam kehidupan
Setiap penghianatan awal kehancuran
Nantikan pembalasan atas kematian
Jiwaku kesakitan dalam penantian
Sumpah serapah terucap menghujat
Doa mengalir seakan menjerat
Bagaikan badai menerjang menyayat
Semua tergilas amarah terlaknat
Terbujur berserakan
Bangkai para pendusta
Di antara kerumunan
Nazar dan serigala
Terlihat kehancuran
Nampak dimana mana
Usai sudah perjalanan
Akhir hidup pendosa
Sampai sudah waktunya tuk ku berdiri
Raih semua angan dan mimpiku kembali
Menggapai kemenangan hidup berarti
Menuju puncak suci dan abadi
Tetap tegar di bawah langit berjuang
Terjang serang semua aral yang merintang
|
Sadist Records Denpasar, Indonesia
Blasting Your Head Since 1999!
Streaming and Download help
If you like Sadist Records, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp