We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Lord Morgan - Badai Semusim

by Sadist Records

/
1.
LEBUR BERDERAI SUNYI Menatap senja mulai memudar Larut bersama surya tenggelam Sedang ku masih saja bersandar Pada dinding hati terdalam Dan malam semakin merebak Diiringi samar rembulan Terasa hampa tanpa jejak Hening di dalam kesendirian... Aku seperti debu bertebaran Tanpa arah tergilas di jalanan Hanya desir tiupan angin kebencian Yang terus menerjang dan menebar kematian Aku seperti sampan tak bertuan Dan dihempaskan badai di lautan Hanya debur gelombang ombak kehancuran Yang terus menghantam dan menghanyutkan harapan Ku terjatuh dan tenggelam Jauh di kegelapan Tanpa sinar dan cahaya Yang dapat ku jadikan penerang.. Biar jalan takdir tak berubah Memeluk ku dalam kehampaan Semuanya yang terjadi Bukan sekedar mimpi Pedih yang menghampiri Datang silih berganti Semuanya ku lalui Dengan berserah diri Terus kan ku hadapi Walau menyiksa hati Pada hening malam yang panjang ku berharap Sang rembulan tetap kan bersinar dalam gelap Tak peduli hanya sepi menjadi teman sejati Yang mengerti memahami arti jiwa ku ini Hingga nafas ku terhenti Tak kan beranjak pergi Selamanya ku disini Lebur berderai sunyi Sendiri..
2.
MANTRA BELATI Sunyi bergulir merayap Dan menyelinap Tanpa suara menyergap Di malam gelap Resah terasa menghampiri Raga yang bersembunyi Di dalam ruang hati Tertutup dan terkunci Terus saja mengoyak Semua celah yang ada Berusaha mencengkram Dengan segala cara Seperti ku sedang bermimpi Tersayat seribu belati Di balik tirai ku menanti Seranganmu datang kembali Menghampiriku di sini Dengan api kebencian Kaulah pemilik sejati Jiwa yang kesakitan Semua sumpah serapah Tertumpah ruah padaku Lembaran mantra amarah Kau ucapkan untuk ku.. Setajam apa pun lidahmu Bagai pisau bermata dua Tak kan sanggup kau menyentuhku Apalagi tumpahkan darah Sudahi saja semua ini Hanya buang waktu percuma Garis takdir telah terbukti Siapa derajat termulia Tak bergeming ku di hadapmu Meski kau hujani belati Perisai badai pelindungku Menjagaku tetap berdiri Ooh.. Sang malam yang kelam Bentangkan sayapmu Dekaplah jiwaku Yang rapuh terluka Kau tak sendiri Bersamaku disini Ku kan selalu menjagamu Di sampingku abadi Mantra Belati kau tebar Dengan amarah Hingga ragaku terkapar Berkalang tanah Tapi aku masih bernafas Walau mata terpejam Semua teringat jelas Dan ku jadikan dendam Semesta bersamaku Menjagaku setia Melindungi langkahku Dari segala arah
3.
SAAT KABUT MERAJUT MAUT Masih terlihat kesedihan Dari raut wajah yang lelah Mencoba tegar dan berjalan Dengan semangat yang tersisa Seiring waktu terus berputar Bersama hening kesunyian Hanya rembulan yang bersinar Menuntunku di kegelapan Semakin terasa berat kaki melangkah Di dalam lumpur kepalsuan Yang menggenang mengotori sepanjang jalan Hasratku menggapai harapan Dan semuanya terungkap perlahan Bangkai kebusukan yang tersimpan Sedalam apa pun rapi terpendam Semesta akan mengangkatnya ke permukaan Bagai kabut merayap di keheningan malam Menyerang dalam gelap di saat ku terlelap Mereka menebar benih dendam dan kebencian Berharap kematian menjemputku segera Sendiri ku bertahan dengan Perisai dan pedang di tangan Berdiri menghadang serangan Yang terus datang bergantian Tak gentar terus menerjang Hancurkan keangkuhan Yang selalu mengusik kedamaian Tak peduli siapa Penghalang jalan kita Semuanya harus kita singkirkan Kemenangan pasti ku genggam Meski pun harus berkorban Kejayaan dan kemulyaan Hanya untukku selamanya Kau sang pendusta Yang bangga dengan kemunafikan Kau sang pendosa Hanyalah debu-debu bertebaran Di saat fajar telah merekah Mengiringi cerah sang surya Selimut kabut telah terkoyak Terbakar panasnya amarah Tetap menjadi yang terdepan Sendiri ku tak terkalahkan Bagai benteng tinggi menjulang Tegar berdiri dan melawan
4.
ANTARA BAYANGAN DAN CAHAYA Kembali berdiri antara Persimpangan jalan tak berbatas Pada gelap hati terdalam Ku rebahkan jiwaku yang lara Hanya sunyi senyap terasa Dalam dekap hangat sayap malam Ku peluk erat kepedihan Dan ku redam dendam selamanya Seperti pasir dalam gerusan Hantaman ombak lautan Terkoyak tapi tetap bertahan Menjaga tepian hati dalam kesendirian Tiada bekas jejak terihat Di atas tanah yang ku pijak Hanya bayangan yang melekat Mengiring langkah ku menuju cahaya.. Gelap hati berbisik di dalam sunyi Lirih suara kepedihan Mata hati menuntunku menapaki Jalan terjal kehidupan Menghampar luas kemegahan Bertabur indah kemilaunya Nantikan ku bersanding dalam Gemerlap puncak kemulyaan Masih pekat warna langit di sana Berarak awan hitam menggelapkan angkasa Sejenak ku menatap senja Perlahan merahnya memudar Beranjak pergi dan menghilang Di dalam pembaringan malam Sanggupkah aku dan musim mengubah Jalan takdir yang di gariskan semula Dan kini mengering sudah air mata Menutup lembaran kisah Antara bayangan dan cahaya Hingga tiba pada waktunya Ku akhiri semua perjalanan Kembali pulang menghadapnya Dengan seribu luka pengorbanan Ku junjung tinggi kesetiaan Meski pun harus terpisah ruang Selamanya akan terus ku jaga Cahaya dan indah kemilaunya Tetap bersinar..
5.
SEPANJANG MASA Sang rembulan temaram Muram di heningnya malam Tak terlihat indahnya Hanya bias cahaya Yang samar tersaput awan Dan kita bagai bintang Berpendaran di angkasa Menghias kegelapan Tetap terus bersinar Walau pun sekerlip saja Langit dan bumi ini adalah aku Lebur menjadi satu Deras gelombang amarah dalam jiwaku Mengalir di nadiku Karang di tengah lautan adalah aku Sendiri dan membisu Tak kan mampu badai menghancurkanku Dan menenggelamkanku Saatnya berdiri Bersama menyerang Singkirkan penghalang Yang datang menghadang Teruslah bergerak Hancurkan rintangan Jadilah pemenang Raih kejayaan Genggam erat janji dalam hati Lekat terpatri sampai ku mati Setia berpijak pada sumpahku Walau langit runtuh menimpaku Di telaga seribu air mata Ku rendam luka yang kau berikan Larut dalam perih kepedihan Kelak kutebar benih kematian Hingga mentari kian memudar Lelah bergulir di pelupuk senja Meski ragaku tak lagi utuh Jiwaku masih seperti dulu Hanya semangat yang menyala Panas membara di dalam dada Selamanya tak kan pernah padam Tetap berkobar sepanjang masa Semua yang telah terjadi Di dalam hidup ini Adalah perjuangan Menggapai kemulyaan Hari terus berganti Memaksaku berlari Tiada tempat berhenti Tuk sejenak bermimpi Perjalanan yang panjang Dan tak berkesudahan Entah kemana arah Jalan takdir membawa ku pergi Layu daun berguguran Terbaring di atas tanah Mengering tertiup angin Berhamburan di jalanan Banyak korban berjatuhan Bagai ranting berserakan Mereka mati tersisih Tersiksa mimpi sendiri Merasa kasta tertinggi Menantang sang matahari Ku tertawa melihatnya Dari balik kesunyian.. Sampailah pada titik akhir Perjalanan yang panjang Perjuangan akan terkenang Sepanjang masa selamanya
6.
KESUNYIAN YANG KEKAL Di dalam kegelapan panjang Ada keheningan yang abadi Tiada suara tiada kehidupan Sunyi keabadian hidup selamanya Terkubur sudah semua bayangan masa lalu Lebur di dalam naungan kalbuku Kesunyian hidupku Kesunyian jiwaku Kesunyian ragaku Kesunyian yang kekal Hampa menyelimuti waktu Perjalanan hidupku ini Kesedihan yang teramat panjang Mendekapku dalam kelam Semuanya telah terjadi bagai mimpi Menetes air mata dalam pedihnya hati Kesunyian hidupku Kesunyian jiwaku Kesunyian ragaku Kesunyian yang kekal Jiwaku semakin hampa Tubuhku semakin tua Hidupku penuh luka Dan angan semua sirna Kesedihan dalam kehidupanku Kupasrahkan sang pencipta Semua telah sirna Semua telah pergi Apa arti hidup ini Hanyalah kehampaan Kesedihan yang panjang Meratapi kehidupanku Kehidupan tenggelam dalam mimpi Dan bumi semakin terlelap Kehidupan menyiksa jiwaku Tanpa ada akhir batasnya Kuterjang cobaan hidup ini Dalam duka yang sangat panjang Mengalir penderitaan Terungkap kehancuran Kehidupanku yang semu Terjal dan berliku jalanku
7.
SERIGALA TERLUKA Terpejam mata hati yang lelah Terkulai raga di ruang hampa Membeku dalam kesendirian Membisu tanpa kata terucap Terdampar di antara bayangan Kenangan yang tak terlupakan Terpuruk menahan kepedihan Sayatan luka yang terdalam Rembulan enggan untuk bersinar Mengintai dari balik cemara Semilir angin berhembus pelan Membelai lembut jiwa yang gersang Seakan alam raya mendengar Jerit tangis dalam kepedihan Seperti serigala kesakitan Di atas bukit bebatuan Terasa bathinku tersiksa Dengan luka tak berkesudahan Cahaya telah pudar menghilang Sirna sudah impian dan harapan Hanya tinggal goresan membekas Pada dinding hati tak terhapuskan Rongga di dada panas membakar Bara amarah kian menjalar Ku kan tetap bertahan Meski sakit terus mendera Ku kan tetap berjalan Walau luka semakin menganga Mataku menatap nanar ke depan Sekilas terlintas cahaya temaram Langkahku terarah satu tujuan Terkadang terhalang kerikil tajam Akulah serigala dari selatan Mengurungi sunyi di gelapnya malam Nafas yang tersisa masih tersimpan Hingga ku kembali berdiri menantang Gelegar suara petir menyambar Seraya para dewa tertawa Melihat jiwa yang tercampakkan Beranjak dari pembaringannya Menyerang setiap lawan menghadang Menebar jala kematian Tiada lagi dendam tersisa Semuanya telah terbalaskan Akulah serigala terluka Dengan darah serta air mata
8.
MAHKOTA DENDAM Bara api dendam ku genggam Lebur dalam bayang hitam Dan tak kan pernah padam Teringat semua masa silam Terhempas gelombang hitam Hingga jiwaku tenggelam Hampa nista sendiri di kegelapan Hilang sirna semua tentang keindahan Lalui putaran sang waktu Dengan luka-luka baru Iringi laju langkahku Berjalan pergi dan menjauh Dengan rantai membelenggu Angan serta impianku Usai sudah derita di kehidupan Kini tiba saatnya tuk pembalasan Ku kejar dan ku cari raga tersembunyi Di balik tameng mimpi Kemilau duniawi terus menghalangi Pandangan mata hati Samudera kelam ini tetap ku arungi Sampai saatnya nanti Semua telah digariskan dalam kehidupan Setiap penghianatan awal kehancuran Nantikan pembalasan atas kematian Jiwaku kesakitan dalam penantian Sumpah serapah terucap menghujat Doa mengalir seakan menjerat Bagaikan badai menerjang menyayat Semua tergilas amarah terlaknat Terbujur berserakan Bangkai para pendusta Di antara kerumunan Nazar dan serigala Terlihat kehancuran Nampak dimana mana Usai sudah perjalanan Akhir hidup pendosa Sampai sudah waktunya tuk ku berdiri Raih semua angan dan mimpiku kembali Menggapai kemenangan hidup berarti Menuju puncak suci dan abadi Tetap tegar di bawah langit berjuang Terjang serang semua aral yang merintang

about

Formed in Surabaya, Indonesia in 2013, Lord Morgan band is a one man project from Eric Morgan (x-Dry) debut released full-length, Badai Semusim. But this was a last released and then change this name to NETHERBANE.

Originally released in 2018 by Silentium in Foresta Records limited digipak press, Badai Semusim's eight tracks put melodic black metal such as DISSECTION's Storm of the Light's Bane and Swedish sound.

Sadist Records is now excited to present Badai Semusim in a jewel edition format: newly remastered by D

credits

released January 10, 2021

Az'Galad: Vocals
Lord Morgan: Guitars
Drazgod: Bass
Varthranoch: Drums

Recorded, mixed and mastering at Musical's Studio.
Re-Mixing & Mastering by D Wolf's Lair Abyss Chamber - Jakarta

Artwork by Bvllart
Layout by Nyoman Sastrawan (@sastrawan7)

license

all rights reserved

tags

about

Sadist Records Denpasar, Indonesia

Blasting Your Head Since 1999!

contact / help

Contact Sadist Records

Streaming and
Download help

Shipping and returns

Redeem code

Report this album or account

If you like Sadist Records, you may also like: